Blogging Jadi Healing

 

alasan memulai blogging
Ilustrasi

      Akhir-akhir ini mungkin kita sudah sering mendengar atau membaca hamburan kata healing  dimana-mana bukan?, dari media sosial, dari artikel hingga mungkin dari kita sendiri. Di zaman yang terasa begitu cepat berubah dan fleksibel ini, kata healing  ini seakan menjadi gambaran angin segar yang dibutuhkan setiap individu untuk sejenak beristirahat dan bernapas dari segala hiruk pikuk aktifitas yang menjalar padat setiap harinya. Terkait hal ini, setiap orang pasti punya caranya masing-masing untuk healing, ada yang memilih untuk jalan-jalan atau travelling, ada yang suka pergi belanja misalnya, dan begitu banyak cara lainnya tergantung pada personality masing-masing. Sebagai kaum modern yang hobby rebahan, aku menemukan bahwa dengan berdiam diri di kamar, tidur, dan juga menulis menjadi healing terampuh. Hingga akhirnya kegemaran menulis menular sampai mengenal dunia blogging. Jadi berikut sekelumit perjalananku menjadikan blogging menjadi healing.

Kenapa Blogging?

        Pernahkah di waktu senggang kalian seperti waktu lagi bengong gitu suka tiba-tiba muncul pikiran atau ide-ide gila yang entah itu pikiran-pikiran yang masih bisa dinalar hingga menyangkut hal-hal yang absurd?, atau jangan-jangan cuma aku aja nih?. Kadang pikiran atau ide-ide gila itutuh masih seperti pecahan-pecahan puzzle yang entah gimana nanti hasil akhir bentukannya. Aku sendiri biasanya suka membuat catatan random terkait hal-hal unik yang muncul tiba-tiba di isi kepala. Siapa tahu nantinya pecahan-pecahan puzzle itu akan menemukan polanya yang pas dan menjadi ide yang utuh dan inovatif, Asyiik. Kalau kalian gimana nih?

1. Berawal dari Terpaksa dan Berakhir dengan Suka

        Ngomong-ngomong juga tentang pikiran atau ide-ide gila itu, sering sekali kita merasa bingung bagaimana untuk mengkomunikasikannya secara verbal atau menggambarkannya secara visual. Hal itu mungkin disebabkan oleh beberapa hal, entah memang kemampuan komunikasi kita yang belum mumpuni atau bisa juga karena kurangnya rasa percaya diri kita untuk menyampaikannya. Dalam kasus faktor yang kedua itu, kadang kita merasa takut dianggap aneh atau takut tidak didengar jika menyampaikan hal-hal yang random dan atau absurd kepada orang lain. Hal inilah yang terjadi pada aku pribadi. Sehingga pikiran-pikiran yang selintas datang secara acak kerap kali berakhir sebagai sampah otak saja. Namun, hal tersebut mulai membaik saat aku berada di bangku SMA tepatnya pada tahun 2012. Saat itu, salah satu guruku informatika meminta seluruh siswa untuk menyelesaikan tugas akhir mereka dengan membuat blog pribadi di platform blogspot atau blogger. Yang awalnya menjadi penugasan yang bersikaf memaksa, akhirnya aku menemukan kenyamanan dan keseruan saat menyusun blog tersebut dari awal. Mulai dari serunya memilih template, menyisipkan widget-widget keren dan lucu hingga sibuk menentukan niche blog kita yang akhirnya kebingunan sendiri untuk mengisi tulisan di blog kita. Namun semua proses itu membuat aku sejenak menemukan kegemaran baru di tengah-tengah aktifitas yang mulai membosankan. Bisa disimpulkan jika kegiatan blogging awalnya menjadi self-healing pribadiku. 

        Dengan semakin berjalannya waktu, aku mulai lebih fokus untuk memikirkan tentang hal-hal apa saja yang ingin aku sampaikan di blog. Hingga akhirnya segala macam tulisan yang tidak terstuktur dengan baik terposting di blog. Aku pikir hal itu akan menjadi hal yang keren nantinya bahwa itu akan menjadi rekam jejak perkembanganku dalam berpikir dan berkomunikasi hingga akhirnya semua itu sampai pada titik malu. Iya… benar aku malu, malu dengan tulisanku sendiri. Hingga akhirnya akhu memutuskan untuk mengarsipkan dan menghapus sebagian besar postingan di blog dan hanya menyisakan satu tulisan cerita pendek yang aku buat semasa SMA bersama teman satu kelompok tugas pelajaran Bahasa Indonesia. 

2. Fase Hiatus Panjang

        Berawal dari rasa kurang percaya diri tersebut, berlanjutlah aku pada fase berhenti. Yang awalnya berpikir untuk berhenti sementara hingga akhirnya dengan semakin bertambahnya aktifitas maka hiatus panjangpun dimulai. Aku merasa kehilangan motivasi awal atau the big why aku memulai blogging. Hingga akhirnya pandemi yang disebabkan corona virus pun tiba. Di pertengahan tahun 2021, tiba-tiba aku teringat dengan akun blogku. Yang niatan awalnya hanya iseng untuk mengecek hingga akhirnya berlanjut termotivasi untuk memulainya Kembali. Jika ditanya pada tahap ini apa alasannya ingin melanjutkan lagi, sejujurnya aku sendiri bingung. Entah karena memang kebanyakan waktu bengong hingga bisa mengingat hal yang sudah tidak terjamah hingga 9 tahun lamanya atau memang sebenarnya saya merasa butuh pelarian dan juga butuh tempat untuk menunjukkan eksistensiku. 

        Karena persoalan yang muncul dalam diri terkait ketidakpercayaan diri sendiri atas makna kehadirannya, oleh karena itu aku memutuskan untuk menamai blog pribadiku dengan “Satu Manusia”. Pilihan kata “Satu Manusia” ini muncul sebagai bentuk intropeksi diriku bahwa sebenarnya aku hanyalah satu manusia dari milyaran yang telah dicipatakan Tuhan yang juga sedang berusaha mencari jawaban dan tempat akan kebermanfaatannya. Aku yang hanyalah satu manusia dari begitu banyaknya manusia yang ada sejak zaman prasejarah diingatkan untuk tetap bisa bertanggung jawab atas kehidupan yang telah diberikan. Salah satu bentuk pertanggungjawaban tersebut ialah dengan menyalurkan apapun pemikiran yang sekiranya bermanfaat bagi orang lain. Dalam hal ini aku memilih ruang publik blogger untuk menyampaikannya. Menyadari bahwa aku masih dalam tahap perlu sangat belajar untuk menyampaikannya secara verbal dan tentunya juga melalui tulisan.

Saat Waktu Menjadi Kambing Hitam, Sungguh Kasihan!

        Saat motivasi dan semangat sudah mulai membara disitulah juga kendala-kendala baru juga bermunculan. Kendala terbesar yang aku alami adalah kurangnya sikap konsisten untuk mengalokasikan waktu untuk sejenak mengurus blogku. Baik sekedar mencari informasi-informasi terkini hingga mengalokasikan waktu untuk menulis artikel di blog. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang aku terapkan untuk menjadi solusi atas permasalah tersebut. Yang sebenarnya permasalahan yang aku buat sendiri, peace!. 

1. Jaga Niat Baik

    Menelurkan pemikiran-pemikiranku yang random di blogger dengan niatan awal semoga hal itu juga dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Hal inilah yang ingin aku pegang dengan teguh sebagai pondasi dasar setiap liku kegiatanku di dunia blogging. Niat yang semoga tetap baik dan pada jalan yang benar dengan disertai semangat terus belajar untuk dapat berkembang dan bertumbuh.
عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ 

Dari Umar, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan." (HR. Bukhari) [ No. 54 Fathul Bari] Shahih.

2. Komitmen Sebagai Kunci

    Komitmen menjadi kata kunci untuk memunculkan sikap tanggung jawab mengalokasikan waktu untuk mengurus blogku. Sehingga kemampuan manajemen waktu sangatlah dibutuhkan dalam hal ini. Aku memutuskan untuk memakai waktu senggang setelah mengajar di sekolah untuk menjadi waktuku fokus di blog. Jika hal itu dirasa kurang, maka aku akan memakai weekendku sebagai hari blogku. Tenaaang…pasti banyak yang bilang, weekend kok malah cari kerjaan sih?, hhmm… karena sejujurnya sebagai makhluk rumahan yang introvert, aku menemukan hal itu ternyata lebih mengasyikan. Tentunya kegiatan itu kadang kala diselingi dengan menonton drama korea, hiks. Ada juga muncul suatu masa, dimana waktu blogging juga butuh healing. Jadi aku akan berfokus lagi untuk melakukan tugas utamaku lain di dunia nyata yaitu mengajar. Secara teori aku telah menetapkan untuk berkomitmen untuk mengembangkan blogku, namun nanti pada nyatanya semoga terwujud. :D

12 Comments

  1. Salam kenal, Mbak... 'Satu Manusia' yg isengnya aja produktif ngeblog ya mbak... MasyaAllah. Semangat terus ngeblognya, mbaak. Selain healing buat diri sendiri, juga sekaligus buat pembacanya macam saya ini...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah bersedia mampir di blog saya Kak Ufie, Alhamdulillah jika tulisan yang masih ngalor ngidul ini bisa jadi media healing. :D

      Delete
  2. iya, kadang kita butuh jeda untuk menyadari sebuah makna...aku pun juga sama, aku kembali lagi d dunia blogging untk self healing hehehe, semangat dan semoga kita sama2 bisa membawa manfaat aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin..., semoga healingnya kita bisa konsisten ea, semangaat bersama, yok bisa yoook :D

      Delete
  3. mbak kita kok samaan ternyata kalau lagi bengong suka muncul ide-ide gila, tapi kalo aku masih suka bingung cara merealisasikan ide-ide yang tiba-tiba muncul gitu hehehe, semakin semangat ngeblognya ya mbak...semoga semakin menebar manfaat untuk semua lewat blognya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin..., terima kasih Kak Nurul sudah mampir ke blog saya. Ngomong-ngomong ide gila, dulu sapa yang bakal nyangka kalau telepon bisa dibawa kemana-mana ea, jangan jangaaan niih kalau ide-ide gila kita bisa direalisasikan bisa gila benar ini dunia. Hehee, *jk :D

      Delete
  4. Bener bgt mba..nulis benar-benar bsa buat healing menyembuhkan luka2 bathin yang tak bisa di ungkap dengan kata2. Bebas ngungkapin apapun rasanya emosi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Kak Homefariana, terima kasih sudah mampir ke blog saya. Memang betul healing tidak harus melulu dengan shopping ea, meskipuun itu juga ampuh meluapkan emosi jiwa, raga, batin, sukma, dan semua muanya. Hehee. :D

      Delete
  5. Sejak awal baca tulisan ini, aku bisa ngerasain banget kondisinya dan situasi mba. Ternyata eh ternyata pas sampe akhir baca, nemu jawabannya. Yaa, kita sama-sama makhluk intovert ternyata. Tosss ahh ada temennya.. hee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Kak Maulina, terima kasih sudah mampir di blog saya. Sebagai sesama makhluk introvert marilah kita bersama-sama healing dengan guling-guling sendirian, nyepi :D

      Delete
  6. Ngeblog sebagai healing.. Setuju sekali mba.. Healing yang pas banget untuk intorvert..
    Semoga ga hanya penulis yang healing. Harapannya tulisan tulisan kita pun bisa menjadi healing untuk pembaca..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Kak Wince Susmira, terima kasih sudah mampir di blog saya. Aamiin yang amat dalam, semoga berbagi kemanfaatan dengan pembaca. :)

      Delete

Post a Comment