![]() |
Sosok Pak Ugi |
Dalam sistem
kehidupan yang berjalan layaknya roda berputar, bahwa apa yang menjadi sesuatu yang
saat ini eksis pastilah memiliki awal pembentukannya. Begitu juga dengan
manusia. Bahwa setiap individu dewasa dengan karakter kompleksnya merupakan
hasil dari proses tempaan sedari kecil ia dibentuk. Lalu, pernahkah kita
berpikir sejenak, bagaimana kita bisa menjadi sosok seperti diri kita saat ini?.
Salah satu faktor yang mendukung perkembangan dan pertumbuhan seorang individu
sedari kecil yaitu orang tua. Dimana orang tua, ayah dan ibu, menjadi salah
satu sumber utama pembentukan karakter anak.
Berbicara
tentang peranan orang tua dalam pola pengasuhan anak serta keluarga, kerapkali
kita akan fokus kepada peranan ibu dalam rumah tangga. Dimana sosok ibu dinilai
lebih banyak berkontribusi dan secara langsung berhubungan dengan urusan
domestik rumah tangga utamanya tentang pengasuhan. Sehingga kerap kali kita
abai dengan pandangan dan pentingnya peranan ayah akan hal ini.
Menyadari akan pentingnya peranan ayah dalam membersamai anak dan keluarga, mari kita berkenalan lebih jauh dengan salah satu sosok inspiratif yang dikenal vokal dalam menyampaikan pandangannya tentang isu-isu parenting dari sudut pandang seorang ayah. Beliau adalah Bapak Sugianto, seorang blogger yang getol menelurkan tulisan-tulisannya tentang isu parenting. Pria hebat yang nyaman disapa Pak Ugi ini juga aktif sebagai Human Resource Development (HRD) di sebuah lembaga amil zakat serta aktif sebagai ketua Forum Zakat Daerah Jember. Saya pribadi sangat bersyukur mendapat kesempatan mengenal beliau melalui sesi pelatihan di Blogspedia Coaching Batch 3 tahun 2022 ini.
Sungguh
sangat menarik bukan untuk mengetahui alasan dibalik sosok ayah hebat ini
begitu semangat menyalurkan pemikiran-pemikirannya tentang parenting?, terlebih
menyalurkannya melalui media blog dan dengan giat aktif sebagai blogger. Lebih
jauh, kita dapat membaca karya tulisan-tulisan beliau disini.
Awal Mula Perjalanan Menjadi Blogger
1. Nothing to Lose
Mengalir seperti air, begitu kira-kira gambarannya. Ayah hebat satu ini mengaku awalnya beliau tidak mengenal istilah blogger itu sendiri. Meskipun alasan setiap blogger memulai blogging berbeda-beda. Beliau memulainya dengan niatan nothing to lose untuk membuat blog sekitar tahun 2010. Jika saat ini beliau lebih fokus membahas tentang dunia parenting dan keluarga, berbeda dengan topik awal mula yang beliau pilih. Saat memulai blogging, beliau lebih gemar membahas tentang tema-tema pendidikan Bahasa Inggris. Hal ini beliau lakukan sembari mengarsipkan materi-materi pembelajaran untuk siswanya. Namun seiring bertambahnya kesibukan mengajar di luar kota, menjadikan blog dengan tema besar ini jadi terbengkalai. Hingga tibalah pada satu keputusan besar yang beliau ambil yaitu menghapus blog tersebut.
Berkah
pandemi, begitu kira-kira kutipan singkat yang dapat menggambarkan saat-saat munculnya
api semangat dari Pak Ugi untuk kembali memulai blogging yaitu saat pandemi
Covid 19 menyebar luas di tahun 2020. Saat merebaknya pandemi tersebut, beliau mulai
mengikuti kelas blogging berbayar dimulai dari kelas basic hingga advanced.
Dari kelas-kelas tersebut, beliau akhirnya dapat menelurkan sebuah karya baru
yang tidak kalah luar biasanya.
2. Zero to Hero
Awalnya Pak Ugi memulai blogging dengan bekal pemahaman yang didapatnya secara otodidak.
Dimulai dari belum pahamnya tentang template yang SEO serta ingin menggunakan
semua widget yang ada pada fitur Blogger. Hingga akhirnya beliau sekarang
menjadi blogger yang professional dan menginspirasi. Semua itu juga menjadi buah keuletan beliau yang secara konsisten berusaha untuk tetap berkarya dengan tulisan-tulisan di blognya.
Alasan Memilih Mengangkat Isu-Isu Parenting
Dalam perjalanan beliau dalam menimba ilmu tentang dunia blogging, beliau mengikuti challenge dari Blogspedia. Yang mana dari proses mengerjakan challenge ini, beliau memutuskan untuk membuat blog yang membahas khusus tentang dunia parenting. Semangat belajar yang sungguh dapat menjadi panutan. Saya pribadi berpikir bahwa pembahasan-pembahasan tentang ilmu parenting sangatlah penting untuk digaungkan di era saat ini yang berjalan begitu dinamis dan global. Dimana anak-anak kita, keluarga, saudara, dan juga teman sebayanya kita begitu terbuka akan arus informasi yang mungkin tidak selamanya tepat baik dari segi agama, norma maupun lhukum. Sehingga pengetahuan parenting yang baik akan menjadi garda terdepan dalam melindungi circle terdekat kita dari dampak-dampak negatif.
“Lagi malas bongkar yang lama (blog), sayapun buat blog baru untuk kelas. Jadilah blog deevacollection.com . Inilah kemudian yang memanggil saya lebih serius mendalami, bergabung dengan berbagai komunitas, ikut kelas-kelas online gratis yang diselenggarakan komunitas. Ternyata semakin belajar makin tidak tahu karena memang banyak hal yang baru saya ketahui ketika ikut kelas-kelas itu.”
Lebih jauh, alasan
khusus beliau memilih nice parenting, saat pandemi beliau mengikuti kelas ABC
(Aqil Baliq Community) bersama Ustad Adriano Rusfi. Disitu membahas khusus
tentang peranan ayah dalam keluarga atau yang dikenal dengan istilah fathering. Hal ini
menginspirasi beliau mengembangkan blog tentang nhice ini. Sebuah berkah dari bertemu dan berkumpul dengan orang-orang hebat lainnya.
Fase-Fase Yang Dilalui Selama Menjadi Blogger
Layaknya dalam kehidupan kita yang seringkali bergejolak naik dan turun, Pak Ugi juga mengalami beberapa fase selama beliau aktif menjadi blogger. Fase ini terbagi menjadi fase terbaik dan fase terberatnya. Namun, dalam lika-liku setiap fase tersebut terdapat sikap yang sangat patut kita contoh dari bagaimana beliau menyikapinya.
Fase
terbaik beliau selama menjadi blogger adalah saat dapat bertemu dan mengenal
blogger senior. Mendapat kesempatan belajar banyak dari mereka. Dan juga tentunya
saat beliau bisa mendapat job dari blogging. Dilain sisi, akunya fase terberat
beliau adalah jika harus mengikuti kelas yang juga berbarengan dengan pekerjaan.
Untuk mengatasi hal tersebut, beliau selalu mengutamakan komunikasi dengan
keluarga jika dirasa membutuhkan waktu lebih banyak.
“Jika bisa memutar waktu, saya tidak hanya ingin jadi blogger, tapi ingin jadi orang IT biar kode-kode ga bingung.”
Dari poin-poin yang beliau sampaikan, kita dapat menyadari bahwa setiap gambaran seseorang yang melakukan hal dengan baik dibidangnya ternyata juga mengalami up and down nya masing-masing. Tinggal bagaimana cara kita dapat menyikapinya dengan bijak. Semoga hal ini dapat memberikan inspirasi bagi kita semua.
Membagi Waktu Antara Blogging dan Dunia Lainnya
Pak Ugi selalu berusaha untuk
menyediakan waktu antara dunia blogging dan aktifitas-aktifitas lainnya secara berimbang yaitu
dengan menyediakan waktu khusus untuk keduanya. Seperti contohnya berkomitmen untuk
mengerjakan blog saat malam hari. Dimana waktu pagi hingga sore beliau
alokasikan untuk fokus bekerja. Selain itu, beliau tetap fokus juga meluangkan waktu saat malam hari bersama keluarga. Menariknya, kadang beliau juga mengajak anak-anak
beliau mengikuti kelas online jika waktu tersebut berbarengan dengan waktu menemani anak-anak
beliau bermain dan belajar.
Post a Comment